Desain Co-Working Space – ‘Work Smarter not Harder’ adalah kutipan terkenal yang banyak diimplementasikan ke dalam dunia kerja dewasa kini. Seiring dengan kemajuan teknologi dan tren, desain interior kantor yang konvensional pun mulai banyak ditinggalkan. Jikalau beberapa tahun yang lalu kantor dengan desain interior yang unik biasanya ditemukan pada kantor industri kreatif seperti periklanan, desain grafik, firma interior atau arsitektur, dan lainnya. Sekarang hampir seluruh industri mulai menerapkan desain kantor yang lebih modern. Salah satu pionir kantor dengan desain yang tidak biasa dan inovatif adalah kantor Google, penyedia layanan dan produk internet yang berlokasi di Amerika.

Desain Co-Working Space, sarae.id
Google Offices in Milan / AMA – Albera Monti & Associati © Archdaily

Desain Co-Working Space Tren Community Working Space

Desain interior kantor yang inkonvensional berbanding lurus dengan perkembangan pesat kantor yang didirikan oleh jiwa muda yang kreatif. Beberapa kantor start-up memilih untuk berkantor di community working space atau disingkat co-working space. Co-working space adalah fasilitas ruang ataupun bangunan yang diperuntukan untuk pekerja individu, grup ataupun kantor berbagi area untuk digunakan bersama – sama untuk bekerja. Hal ini menguntungkan bagi kantor start-up yang memilih untuk menyewa area yang tidak terlalu besar untuk bekerja dibandingkan menyewa kantor ataupun RUKAN dengan biaya sewa yang pasti lebih tinggi. Co-working space dipilih karena bersifat sementara dan tidak mengikat pengguna ruangnya. Selain kantor start-up, banyak pula individu pekerja lepas yang lebih nyaman menggunakan fasilitas co-working space untuk bekerja dibandingkan di cafe. Karena co-working space biasanya menyediakan fasilitas makanan, minuman, loker, ruang meeting layaknya di kantor konvensional.

Pada Umumnya desain co-working space memang tidak konvensional, banyak elemen menyenangkan yang membuat suasana kerja menjadi lebih santai. Untuk dapat mendesain ruang kerja yang kreatif dan dapat meningkatkan produktifitas ternyata melibatkan beberapa aspek yang dapat mempengaruhi psikologis kita dalam bekerja loh. Yuk kita simak beberapa referensi co-working space yang dapat membuat bekera menjadi lebih produktif.

Desain Co-Working Space dengan Sirkulasi dan Organisasi Ruang sesuai Sifat Ruang

Desain Co-Working Space, sarae.id
SimplyWork 6.0 Co-Working Space by 11 architecture © Archdaily

Pengaturan denah pada co-working space adalah inti dari desain ruang bekerja yang baik. Pembagian zona yang privat seperti ruang meeting yang memiliki pintu tertutup, area bekerja yang terletak berbeda dari lounge dengan sofa, Ruang transisi sebagai buffer antar ruang agar kegiatan didalamnya tidak bercampur menjadi satu. Biasanya tiap co-working space memiliki area bekerja grup yang terdiri dari meja panjang dengan beberapa kursi ataupun area bekerja individu yang biasanya didesain menyerupai kepompong, dalam artian, ruang kecil biasanya untuk bekerja sendiri, atau berdiskusi maksimal 3 orang. Ruang dengan kebutuhan privasi yang leboh tinggi dapat diletakan leboh dalam atau berada tidak terlalu dekat dengan ruang oenerima utama.

Game Room

Co-working space yang inovatif juga biasanya memiliki fasilitas hiburan seperti ruang permainan yang berisi fasilitas game untuk menyegarkan pikiran dan melepas stress sejenak. Bahkan beberapa karyawan dipercaya dapat mendapatkan ide selagi bermain. Kantor google adalah salah satu contoh kantor dengan fasilitas game room yang lengkap. Beberapa industri kreatif menuntut agar seseorang mampu menghasilkan ide atau solusi kreatif atas permasalahan klien dalam waktu cepat, dan hal ini tentu tidak dapat dilakukan dibawah tekanan, untuk itulah game room ini berperan

Open Plan dan Fleksibel untuk Desain Co-Working Space

Co-working space juga baiknya mempertimbangkan keseimbangan antara area bekerja yang santai namun tetap tidak terlalu santai yang membuat kantuk bagai dirumah. Co-working space biasanya didesain dengan area kerja mirip lounge dengan sofa santai  dan karpet sebagai area untuk bekerja dengan postur tubuh lebih santai. Area kerja terbuka tanpa batas yang masif membuat alur bekerja lebih fleksibel

Desain Co-Working Space, sarae.id
Yuanyang Express We+ Co-working Space by MAT Office © Archdaily

Pemilihan Material

Material yang digunakan dalam mendesain ruang kerja pun harus diperhatikan dengan seksama. Material yang berat seperti batu, marble atau karpet setempat dengan aksen bulu yang tebal dapat membuat ruang terasa lebih sempit sehingga lebih cocok untuk diterapkan pada ruang yang luas seperti ruang lounge yang berkapasitas lebih besar. Untuk  ruang privat yang cenderung lebih kecil seperti ruang meeting atau ruang diskusi kecil, sebaiknya memilih material ringan seperti kaca, kayu dengan finishing material yang juga sederhana. Memanfaatkan dinding kaca pada ruang meeting sebagai papan menulis dibanding menginstall white board juga adalah langkah sederhana yang dapat diterapkan

Cafe dan Snack Bar

Pada co-working space, pantry atau dapur bersih tempat biasanya karyawan membuat minuman atau cemilan digantikan dengan fasilitas bar tempat memesan kopi atau cemilan selayaknya di cafe. Hal ini tentunya mampu meningkatkan mood dan produktifitas kerja. Mengapa lebih produktif? karena waktu yang biasanya digunakan untuk pergi membeli kopi dapat dimanfaatkan sebagai waktu kerja produktif.

Desain Co-Working Space, sarae.id
Oneday Dentistry Share Office by Design M4 © Archdaily

Elemen Hijau dan Air sebagai Relaksasi

Mengatur beberapa tanaman hijau dalam pot sebagai dekorasi pada desain interior co-working space juga dapat membantu menciptakan suasana kerja lebih menyenangkan. Tanaman hijau tidak hanya dapat menyegarkan ruangan namun juga dapat mengurangi debu, membantu  meredakan stressdan membunuh bakteri. Elemen air seperti kolam kecil, Aquarium, air mancur pada dinding juga dipercaya dapat membuat mata lebih segar dan membuat tubuh tidak mudah ngantuk dan letih.

Selalu Rapih dengan Loker Penyimpanan

Co-Working space sebagai ruang kerja yang digunakan bersama pastinya dapat menjadi terlihat berantakan dengan barang bawaan masing – masing pengguna ruangnya. Area kerja yang berantakan akan tidak enak dipandang dan mengganggu konsentrasi kerja. Karena itu menyediakan ruang khusus tempat menyimpan tas atau barang lainnya selain alat yang kita butuhkan saat bekerja akan sangat meningkatkan kualitas ruang dan produktifitas kerja. Sistem loker yang sama dengan area publik lainnya seperti perpustakaan ataupun museum. Selain loker bagi pengguna ruang, ruang yang berisi inventori co-working space itu sendiri juga sangat penting. Desain ruang inventori pun bisa di eksplor sedemikian rupa sehingga berbeda dari sekitar ruang penyimpanan atau gudang pada umumnya.

Desain Co-Working Space, sarae.id
Madrid Urban Locker Room © Designboom

Sekian beberapa tips ruang kerja bersama yang sedang naik daun di generasi modern ini. Tren Community working space juga merupakan pertanda pergeseran perilaku kerja masyarakat khususnya kaum eksekutif muda masa sekarang. Ruang kerja bersama yang biasanya digunakan beberapa orang atau grup perusahaan kecil dengan latar usaha yang berbeda juga menciptakan ruang interaksi dan saling berbagi yang menarik. Vygotsky’s, seorang sosiolog asal Amerika, mengemukakan teori sosial dan budaya yang menyatakan bahwa cara terbaik manusia belajar adalah jika interaksi sosial tercipta pada ruang. Bekerja dan belajar adalah proses tanpa akhir perkembangan manusia. Interaksi sosial dan berbagi pengatahuan atau informasi dalam ruang kerja bersama merupakan salah satu aspek yang berperan penting juga dalam tingkat produktifitas kerja.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *